Beternak Kelinci Menggunakan Teknik Swapter
Kelinci. Kebutuhan manusia akan protein yang bersumber dari daging sangatlah tinggi. Namun belakangan ini banyak ditemukan daging yang tidak sehat seperti daging gelonggongan dan tercemar penyakit antraks pada sapi, kemudian daging tiren pada ayam. Hal ini menimbulkan rasa takut para konsumen untuk membeli daging-daging tersebut. Oleh sebab itu, sangatlah wajar jika masyarakat mencari alternatif lain yang bisa dipilih masyarakat, yaitu daging kelinci. Daging kelinci dirasa tepat sebagai sumber protein pengganti daging. Daging kelinci memiliki kandungan protein tinggi sekitar 25 persen, rendah lemak sekitar 4 persen, dan kadar kolesterol daging juga rendah yaitu 1,39 gram/kg. Kandungan lemak kelinci hanya 8 persen (Prihartini, 2012).
Beternak kelinci adalah salah satu usaha yang potensial dalam hal penyedia daging sebagai sumber protein. Peternakan kelinci saat ini masih belum banyak ditekuni oleh masyarakat. Hanya ada beberapa peternak yang dapat dijumpai di suatu kota atau wilayah tertentu. Kalaupun ditemukan peternak kelinci, mereka hanya mengelolanya secara tradisional seperti di desa Sumberpitu, Kecamatan Cepu. Cara tradisional yang dimaksud adalah mereka mencari pakan kelinci dari rumput liar di sawah sambil menggarap sawah mereka.
Tentunya cara seperti ini tidak cocok untuk seorang mahasiswa yang mempunyai kesibukan di kampus tapi ingin memiliki usaha peternakan kelinci. Namun dengan inovasi dan kreativitas untuk mengemas usaha tersebut menjadi usaha yang memiliki efektivitas waktu, maka beternak kelinci dengan teknik swapter adalah pilihan yang tepat sebagai awal untuk membentuk karakter seorang wirausaha di usia dini bagi mahasiswa. Disamping itu, dengan semakin maraknya rumah makan yang menyediakan olahan daging kelinci di kota Cepu dan sekitarnya, serta masih belum maksimalnya pasokan dari peternak, membuka peluang yang besar bagi komoditi ini untuk berkembang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam usaha peternakan kelinci dengan teknik swapter ini adalah terwujudnya usaha peternakan kelinci yang dapat menekan biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang maksimal melalui swakarya pakan bagi kelinci sekaligus meningkatkan produktivitas kelinci menciptakan lapangan kerja inovatif yang menguntungkan dan efektif.
2. METODE
Metode yang digunakan kami namakan teknik swapter (Swakarya Pakan Ternak). Teknik swapter merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan atau membuat sumber pakan sendiri bagi hewan ternak sehingga dapat mengurangi biaya pengadaan pakan.
Metode yang digunakan kami namakan teknik swapter (Swakarya Pakan Ternak). Teknik swapter merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan atau membuat sumber pakan sendiri bagi hewan ternak sehingga dapat mengurangi biaya pengadaan pakan.
Dengan dasar filosofis bahwa semua kebutuhan yang diperlukan manusia sudah disediakan oleh alam, tergantung pada bagaimana manusia tersebut memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya sehingga tidak menimbulkan mudarat bagi alam maupun manusia itu sendiri. Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari (Sukajiyah, 2012).
Teori inilah yang akan diterapkan dalam teknik swapter. Dalam hal ini kangkung sebagai produsen, sedangkan kelinci sebagai konsumen tingkat I (herbivora). Kelinci akan memakan kangkung sebagai sumber makanannya. Tanaman ini adalah tanaman yang sangat mudah untuk dikembangbiakkan. Kangkung dapat tumbuh sepanjang tahun dan dapat hidup pada daerah yang beriklim panas maupun dingin. Keunggulan kangkung lainnya adalah pertumbuhannya yang sangat cepat yaitu hanya 4-6 minggu sejak pembenihan.
Sesudah dipanen kangkung hanya membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk tumbuh dewasa lagi dan dapat dipanen 5-8 kali, setelah itu produksinya menurun sehingga perlu dilakukan pembenihan kembali. Kangkung juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, mengandung vitamin A, B, dan C, serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna untuk pertumbuhan tubuh (Ahira, 2013).
Selain itu kangkung bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit sembelit dan wasir yang sering terjadi pada kelinci. Dengan sedikit campur tangan manusia, siklus rantai makanan akan terpotong langsung menuju pengurai (dekomposer).
Dekomposasi dilakukan pada kotoran kelinci sehingga menghasilkan kompos atau pupuk kandang untuk tanaman kangkung. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kangkung dan kelinci. Namun hubungan ini bukan termasuk hubungan simbiosis mutualisme, karena kangkung dalam hal ini dirugikan, sedangkan kelinci diuntungkan. Hubungan antara kelinci dan kangkung hanya hubungan timbal balik yang memiliki nilai manfaat bagi keduanya secara tidak langsung.
Pada dasarnya teknik swapter ini memberikan kemudahan akses untuk semua kebutuhan kelinci di dalam kandang tersebut. Seperti konsep hunian modern/apartemen, dimana semua akses menuju tempat perbelanjaan, rekreasi, rumah sakit, sekolah dan lain-lain tersedia di sekitar tidak jauh dari tempat tinggal. Konsep inilah yang diterapkan dalam teknik swapter ini, guna menciptakan pakan bagi kelinci, kangkung ditanam di dalam area kandang yang terbuat dari tembok, sehingga kandang seperti halaman pelataran rumah yang diberi pagar. Lihat gambar 2 dibawah ini.
Dengan adanya pelataran ini kelinci seperti hidup di habitat aslinya di alam liar atau dengan kata lain sebagai sarana “rekreasi” bagi kelinci tidak seperti pengandangan konvensional yang dikurung dalam kandang bambu yang sempit, sehingga hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat stres kelinci dan memacu perkembangbiakan kelinci secara optimal berdasarkan siklus kawinnya. Kemudian dalam teknik ini juga memperhatikan sarana kesehatan yang salah satunya adalah pemberian pakan tambahan berupa temulawak dan adanya klinik pengobatan (saat kelinci sakit ditempatkan pada tempat khusus).
Temulawak memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kesehatan. Dengan berbagai kandungan nutrisi dan senyawa kimia tersebut, temulawak memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, diantaranya sebagai anti inflamasi (anti radang), hepototoksik (anti keracunan empedu), fungistatik (anti jamur), serta sebagai bakteriostatik (anti mikroba berbahaya) dan menambah nafsu makan (Algo, 2013). Dalam temulawak terkandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri. Sedangkan berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan terhadap kelinci yang diberikan temulawak membuktikan bahwa bobot kelinci akan lebih cepat bertambah daripada kelinci yang tidak diberikan temulawak. Hal ini dikarenakan kandungan kurkumin berfungsi menenangkan lambung dan meningkatkan nafsu makan kelinci.
Teknik pemberian pakan dilakukan dengan sistem buka tutup pada setiap badengan yang diberi batas pagar dari bambu agar kelinci tidak masuk ke dalamnya. Disamping itu kelinci juga diberi makanan tambahan berupa campuran dedag, kangkung yang dipotong kecil-kecil, serta jus temulawak. Selanjutnya untuk perkembangbiakannya, kelinci dibuatkan rumah di bagian sisi tembok. Sisi tembok diberi teras dan di bawahnya dibuat tempat untuk kelinci membuat lubang saat melahirkan mengingat bahwa di alam liar kelinci senang menggali lubang saat akan melahirkan. Lihat gambar di bawah ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam perternakan kelinci dengan menggunakan teknik swapter ini, ada perbedaan mendasar dengan peternakan konvensional. Perbedaan itu terletak pada teknik pemberian pakan, pengandangan, dan perkawinan kelinci.
Pertama, kelinci yang diternak secara konvensional biasanya diberikan pakan berupa pelet atau makanan olahan yang dibeli dari toko, sedangkan pada teknik swapter ini kelinci diberi pakan alami berupa kangkung yang ditanam didalam kandang, serta diberikan pakan tambahan berupa campuran dedag dan temulawak, dimana temulawak dapat berguna sebagai obat maupun penambah nafsu makan.
Kedua, sistem pengandangan pada peternakan kelinci konvensional biasanya ditempatkan di dalam kotak yang terbuat dari bambu dan berukuran kecil, sedangkan dalam teknik swapter kelinci dibiarkan lepas dan menggali lubang pada tempat yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Kemudian yang ketiga adalah perbedaan sistem perkawinanya, jika peternakan kelinci konvensional harus mengawinkan kelinci jantan dan betina maka dalam teknik swapter ini kelinci akan kawin dengan sendirinya sesuai dengan siklus kawin dan birahinya.
Lokasi yang menjadi area pembuatan kandang berada di desa Sumberpitu, kecamatan Cepu, kabupaten Blora, Jawa Tengah, tepatnya di jalan Aryo Jipang lorong 3, Rt.03/01. Disana terdapat lahan kosong berukuran ± 15x11 meter yang sangat cocok untuk dibangun kandang sebagai tempat pengembangbiakan kelinci. Lahan tersebut merupakan milik sendiri, sehingga tidak perlu melakukan pembelian tanah ataupun menyewa tanah. Lihat gambar 5 di bawah.
Kelinci yang melahirkan akan membuat lubang pada tempat yang sudah disediakan di sebelah sisi tembok seperti gambar di bawah ini. Teknik pemberian pakan secara rinci dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pagi hari jam 7-8, satu badengan dibuka agar kelinci masuk dan sarapan pagi.
- Setelah jam 8 kelinci digiring keluar dari badengan dan ditutup kembali.
- Sekitar jam 12 kelinci diberi pakan tambahan berupa campuran dedag dan kangkung yang dipotong kecil-kecil secukupnya. Temulawak dapat diberikan pada campuran ini yaitu berupa jus temulawak namun hanya diberikan 1-2 kali seminggu karena hanya bersifat sebagai suplemen alami.
- Kemudian badengan akan dibuka lagi pada jam 4-5 sore.
- Makan malam diberikan sekitar jam 21.00 dengan pakan dedag/bekatul.
f. Perawatan yang dilakukan pada dasarnya tidak perlu perawatan yang rumit.
Untuk kelincinya sendiri tidak perlu dilakukan perawatan khusus, hanya bila perlu dimandikan dan dibersihkan telinga dan bulunya. Perawatan hanya dilakukan melalui kontrol makanan yang diberikan. Sedangkan dari pemeliharaan kandang, kita hanya perlu menjaga kebersihan kandangnya saja. Pembersihan kotoran kelinci dilakukan setiap hari agar kelinci tidak mudah terkena penyakit.
Kemudian perawatan yang sangat intensif dilakukan pada kangkung, yaitu dengan menyirami kangkung dengan air setiap hari agar dapat tumbuh dengan makismal dan dilakukan pembersihan rumput-rumput liar yang tumbuh sesekali waktu, serta penerapan sistem buka tutup yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Profit merupakan tujuan akhir dari sebuah usaha. Berikut ini adalah data mengenai modal, pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh dari peternakan kelinci dengan menggunakan teknik swapter. Peternakan kelinci ini merupakan bisnis jangka panjang karena penjualan kelinci dapat dilakukan setelah berumur 3 bulan.
- Pada bulan Mei 2013, indukan kelinci dilepaskan kedalam kandang sebanyak 30 ekor betina dan 6 ekor jantan. Harga satu ekor indukan adalah Rp 30.000 maka modal untuk membeli kelinci awal adalah sebesar Rp 1.080.000.
- Bulan Juni 2013, kelinci melahirkan anak sebanyak 24 ekor dari 6 induk kelinci, sedangkan yang mati berjumlah 2 ekor. Penjualan pada bulan September 2013 (setelah kelinci berumur 3 bulan) sebanyak 22 ekor x Rp 30.000 = Rp 660.000
- Bulan Juli 2013, kelinci melahirkan anak sebanyak 40 ekor dari 9 induk kelinci, sedangkan yang mati berjumlah 3 ekor. Jadi penjualan pada bulan Oktober 2013 berjumlah 37 ekor x Rp 30.000 = Rp 1.110.000.
- Bulan Agustus 2013, kelinci melahirkan anak sebanyak 56 ekor dari 12 induk kelinci, sedangkan yang mati berjumlah 2 ekor. Jadi penjualan pada bulan November 2013 sebanyak 54 ekor x Rp 30.000 = Rp 1.720.000.
Biaya pengadaan pakan bekatul sebesar Rp 200.000,- / bulan dan tenaga perawatan Rp. 300.000,- / bulan. Sehingga laba bersihnya setiap bulan dikurangi Rp 200.000 dari penjualan kelinci.
Jumlah pendapatan selalu bertambah setiap bulannya. Hal ini dikarenakan kelinci sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan kandang serta ada penambahan indukan setiap bulannya 2 ekor.
KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh terhadap pelaksanaan kegiatan usaha peternakan kelinci menggunakan teknik swapter ini, dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan kelinci menggunakan teknik swapter ini merupakan usaha yang menghasilkan keuntungan dan layak untuk dikembangkan baik teknis maupun volume usahanya.
Dari hasil yang diperoleh terhadap pelaksanaan kegiatan usaha peternakan kelinci menggunakan teknik swapter ini, dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan kelinci menggunakan teknik swapter ini merupakan usaha yang menghasilkan keuntungan dan layak untuk dikembangkan baik teknis maupun volume usahanya.
Peternakan dengan teknik swapter ini mampu menekan biaya produksi untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin, serta dapat meningkatkan produktivitas kelinci sehingga secara bertahap mampu memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Selain itu tekink swapter juga mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sosial masyarakat serta memberikan masukan baru terhadap keilmuan terutama bidang pertanian dan peternakan.
0 Response to "Beternak Kelinci Menggunakan Teknik Swapter"